Posted by : Unknown
Wednesday, July 6, 2011
Cinta itu...
"Cinta itu adalah ketika Ibu sedang terbaring pusing (sakit) dan Ayah sibuk memasak mie rebus untuk aku dan kemudian membuatkan teh untuknya."
"Cinta itu adalah ketika Rella sedang menangis dan kemudian kakak Rella memberikan sebagian kue yang sedang dimakannya"
"Cinta itu adalah ketika Ibu saya membuatkan kopi kegemaran Ayah dan Ibu merasakannya terlebih dahulu untuk memastikan rasanya enak"
"Cinta itu adalah ketika nenek saya yang sudah tidak bisa membungkuk lagi untuk merapikan kuku kakinya dan lalu kakek membantu merapikan dan bahkan mengecatkannya sekalian"
"Cinta itu adalah ketika Ibu sadar bahwa Ayah sedang berkeringat, kotor dan bau tapi masih juga mengatakannya lebih tampan dari pada Mike Lewis"
"Cinta itu adalah ketika Ibu sadar bahwa Ayah sedang berkeringat, kotor dan bau tapi masih juga mengatakannya lebih tampan dari pada Mike Lewis"
Nah, begitulah yang mereka sampaikan, cinta itu relative memang.
Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab.
Mereka yang bermain dengannya menyebutnya sebuah permainan.
Mereka yang tidak memilikinya menyebutnya sebuah impian.
Mereka yang mencintai menyebutnya takdir.
Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji mahluknya, kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmahNya bisa tertanam dalam.
Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab.
Mereka yang bermain dengannya menyebutnya sebuah permainan.
Mereka yang tidak memilikinya menyebutnya sebuah impian.
Mereka yang mencintai menyebutnya takdir.
Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji mahluknya, kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmahNya bisa tertanam dalam.
Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya, alasan yang kadang sulit untuk dimengerti. Namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik. Tunggulah saat-saat itu tiba.
Mengapa menunggu?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.
Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembarangan.
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu.
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu.
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.
Semuanya memerlukan sebuah proses bisa berjalan sesuai yang diharapkan, sesuai yang diinginkan dan semuanya memang harus menunggu dalam proses tersebut.
Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, daripada memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, daripada memuaskan diri dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, sebab hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah. Banyak yang bilang pekerjaan yang paling membosankan adalah menuunggu. Tetapi perlu diketahui “menunggu” mempunyai arti tujuan dan misterius dibaliknya.
”Lihatlah bunga itu, ia tidak mekar dalam waktu semalam. Juga harus menunggu”
”Kota Roma tidak dibangun dalam sehari semalam. Juga harus menunggu untuk melihat kemegahannya”
”Kehidupan dalam rahim selama sembilan bulan. Juga menunggu kelahiran sang cinta”
Cinta yang nan agung terus tumbuh selama kehidupan. Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama dan penantian kita tidaklah sia-sia.
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal, iman, keberanian dan pengharapan, penantian yang menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorang pun membayangkan pada akhirnya.
Dan Tuhan dalam segala hikmahNya adalah rahasiaNya, meminta kita menunggu karena alasan yang sangat mulia.
Jadi, apa arti cinta menurutmu? Silahkan