- Back to Home »
- Kisah »
- Dulu, Sekarang dan Nanti
Posted by : Unknown
Monday, January 23, 2012
Postingan ini sedikit curahan hati :)
Dulu disaat aku mempertahankan cinta kita, kamu hanya diam...
Dulu disaat aku kembali untukmu, kamu hanya diam...
Dulu disaat aku menangis karena merindukan, kamu hanya diam...
Dulu disaat aku gelisah karena memikirkanmu, kamu hanya diam...
Dulu disaat aku tak berdaya karena pergi, kamu hanya diam...
Dulu disaat aku kehilangan arah dan membutuhkanmu, kamu hanya diam...
Sekarang, disaat aku telah menemukan penggantimu, aku berharap engkau tetaplah diam di sana dan do’akan aku bahagia bersama orang yang aku sayangi dan aku cintai...
Aku sungguh bersyukur ternyata aku masih mempunyai orang-orang yang masih sayang kepadaku dengan tulus meskipun aku masih banyak kekurangan. Karena untukku itu semua adalah anugerah yang tak terhingga dari Allah SWT untuk kehidupanku. Sungguh suatu proses pendewasaan yang sangat luar biasa.
Karena kini aku tahu, perbedaan antara memberi dan berkorban. Ketika aku memberi dan hasil yang ada tak seperti apa yang aku harapkan dan malah terasa sakit, itulah pengorbanan. Karena tiap orang yang memberi belum tentu rela berkorban, tetapi untuk mereka yang berani berkorban adalah mereka yang memberi dengan cara yang TERBAIK.
Ingin sekali waktu aku kembali kemasa lalu dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah kuperbuat, tapi itu hanya angan kosongku karena masa lalu tidak dapat diubah bagaimanapun dan sekeras apapun aku berusaha. Tetapi aku yakin bahwa suatu saat nanti di masa yang akan datang aku dapat membuat dan mengisinya dengan hal-hal yang jauh lebih indah, karena aku yakin semua itu ada masanya.
Sudah banyak kejadian yang aku lalui, dimana aku menangis dan meneteskan air mata. Tetapi aku tak pernah menyesali setiap tetes air mata itu, karena tiap tetesan air mata terkadang bukan berarti luka ataupun duka bahkan terkadang tangisan menjadi lambang kebahagiaan saat tak lagi dapat terungkap dengan lisan. Serta alasanku tersenyum dan berdiri tegak di atas rasa luka, dihadapan masalah dan rasa sakit adalah karena Allah SWT berada di sisiku.
Aku pernah dekat dengan kematian, disitu aku tersadar bahwasanya hiduku bukan hanya untuk meratapi kenangan-kenangan burukku saja, tetapi juga untuk mensyukuri semua kenangan indah yang aku miliki. Ya, Allah selalu memberikan yang terbaik meski terkadang tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan, tapi aku yakin Allah selalu memiliki rencana yang jauh lebih baik bagiku.
Dan untuk kamu, pendamping terdekat, aku hanya ingin ucapkan satu kata yang terkadang sulit untuk aku ucapkan...
Bahwa aku sungguh bersyukur diberi kesempatan kedua, terima kasih untuk kamu yang sudah bersedia menerima aku disaat aku dalam keadaan yang bukan siap-siapa. Insya Allah jika suatu hari nanti kita berjodoh aku mohon maaf jikalau aku tidak bisa menjadi seorang suami ataupun pendamping hidup seperti yang engkau harapkan, tetapi selama aku bisa bernafas dan memiliki nyawa ini, aku akan berusaha memberikan yang terbaik untuk keluargaku kelak terutama orang tua dan istri serta anak-anakku sebagai penerus. Dan permintaanku, aku hanya ingin kamu seperti adanya sekarang, tetap dengan kepribadianmu yang lemah lembut, tetaplah menjadi wanita yang shalehah dan tetaplah sederhana seperti di saat kita bertemu di saat pertama kali.
Tetapi, jika Allah SWT berkehendak lain, aku hanya dapat mendoakan semua kelak kamu dipertemukan dengan seseorang yang benar-benar mencintai dan menyayangi kamu setulus hati, bukan hanya dari fisik ataupun juga materi. Semoga kelak tali silaturahmi kita juga masih tetap terjaga dengan baik, masih dapat tersenyum di saat bertemu tanpa ada rasa dendam dan amarah. Jika kita tak berjodoh, mungkin Allah mempunyai rencana yang lebih baik untuk kita berdua... Ataupun mungkin karena menurut "Dia" kamu masih terlalu baik bagiku.
Apapun yang ada di hari esok Insya Allah menjadi keberkahan bagi kita semua.
Karena kini aku tahu, perbedaan antara memberi dan berkorban. Ketika aku memberi dan hasil yang ada tak seperti apa yang aku harapkan dan malah terasa sakit, itulah pengorbanan. Karena tiap orang yang memberi belum tentu rela berkorban, tetapi untuk mereka yang berani berkorban adalah mereka yang memberi dengan cara yang TERBAIK.
Terima kasih telah melukai hati ini
berkat itu aku belajar untuk lebih tangguh dan kuat...
Terima kasih karena telah membohongiku
karena berkat itu aku belajar untuk lebih bijak dalam menilai...
Dan aku berterima kasih bahkan jika kamu sekarang membenciku
karena dengan begitu aku bisa mengasah ketegaranku...
Ingin sekali waktu aku kembali kemasa lalu dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah kuperbuat, tapi itu hanya angan kosongku karena masa lalu tidak dapat diubah bagaimanapun dan sekeras apapun aku berusaha. Tetapi aku yakin bahwa suatu saat nanti di masa yang akan datang aku dapat membuat dan mengisinya dengan hal-hal yang jauh lebih indah, karena aku yakin semua itu ada masanya.
Sudah banyak kejadian yang aku lalui, dimana aku menangis dan meneteskan air mata. Tetapi aku tak pernah menyesali setiap tetes air mata itu, karena tiap tetesan air mata terkadang bukan berarti luka ataupun duka bahkan terkadang tangisan menjadi lambang kebahagiaan saat tak lagi dapat terungkap dengan lisan. Serta alasanku tersenyum dan berdiri tegak di atas rasa luka, dihadapan masalah dan rasa sakit adalah karena Allah SWT berada di sisiku.
Aku pernah dekat dengan kematian, disitu aku tersadar bahwasanya hiduku bukan hanya untuk meratapi kenangan-kenangan burukku saja, tetapi juga untuk mensyukuri semua kenangan indah yang aku miliki. Ya, Allah selalu memberikan yang terbaik meski terkadang tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan, tapi aku yakin Allah selalu memiliki rencana yang jauh lebih baik bagiku.
Dan untuk kamu, pendamping terdekat, aku hanya ingin ucapkan satu kata yang terkadang sulit untuk aku ucapkan...
Bahwa aku sungguh bersyukur diberi kesempatan kedua, terima kasih untuk kamu yang sudah bersedia menerima aku disaat aku dalam keadaan yang bukan siap-siapa. Insya Allah jika suatu hari nanti kita berjodoh aku mohon maaf jikalau aku tidak bisa menjadi seorang suami ataupun pendamping hidup seperti yang engkau harapkan, tetapi selama aku bisa bernafas dan memiliki nyawa ini, aku akan berusaha memberikan yang terbaik untuk keluargaku kelak terutama orang tua dan istri serta anak-anakku sebagai penerus. Dan permintaanku, aku hanya ingin kamu seperti adanya sekarang, tetap dengan kepribadianmu yang lemah lembut, tetaplah menjadi wanita yang shalehah dan tetaplah sederhana seperti di saat kita bertemu di saat pertama kali.
Tetapi, jika Allah SWT berkehendak lain, aku hanya dapat mendoakan semua kelak kamu dipertemukan dengan seseorang yang benar-benar mencintai dan menyayangi kamu setulus hati, bukan hanya dari fisik ataupun juga materi. Semoga kelak tali silaturahmi kita juga masih tetap terjaga dengan baik, masih dapat tersenyum di saat bertemu tanpa ada rasa dendam dan amarah. Jika kita tak berjodoh, mungkin Allah mempunyai rencana yang lebih baik untuk kita berdua... Ataupun mungkin karena menurut "Dia" kamu masih terlalu baik bagiku.
Apapun yang ada di hari esok Insya Allah menjadi keberkahan bagi kita semua.
-Man Jadda Wajada-